Jakarta, buanainformasi.com – Joko Widodo memenangi semua simulasi pertarungan Pilpres, siapapun lawan yang dia hadapi. Jokowi juga menang melawan Prabowo Subianto, rivalnya sejak Pilpres 2014.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan bila Jokowi dan Prabowo bertarung dalam Pilpres 2019, elektabilitas Jokowi jauh lebih unggul dibandingkan Prabowo.
Dalam survei yang melibatkan 1200 responden di 34 Provinsi yang dilakukan 27 Januari sampai 3 Februari 2018 itu, menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,83%. Popularitas Jokowi mencapai 95 persen. Di tempat kedua diisi oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan 86 persen. Sedangkan yang ketiga diisi nama Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Secara popularitas, Jokowi adalah kandidat terpopuler pada saat wawancara bila dibandingkan dengan kandidat lainnya,” kata Hanta dalam Temuan Survei Nasional Poltrackin Indonesia bertajuk Peta Elektoral Kandidat & Prediksi Skenario Koalisi Pilpres 2019 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu, 18 Februari 2018. (sumber : metrotvnews.com)
Sementara itu, posisi keempat ditempati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (70 persen), dan disusul Agus Harimurti Yudhoyono (65 persen). Dengan pelaksanaan Pilpres yang masih 15 bulan lagi, menurut Hanta, potensi untuk meningkatkan popularitas masih terbuka.
Pada skenario pertama, diasumsikan ada tiga koalisi: koalisi pendukung Jokowi, koalisi pendukung Prabowo, dan koalisi SBY pendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Di sini Poltracking bermain kombinasi. Jokowi, Prabowo, AHY, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo dijadikan capres. Mereka didampingi cawapres Gatot Nurmantyo, Ahmad Heryawan (Aher), Zulkifli Hasan, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Airlangga, hingga Chairul Tanjung. Hasilnya Jokowi selalu unggul.
Jokowi-Anies mendapat 44,7%, Prabowo-Aher mendapat 26,7%, Gatot-AHY 2,7%. Jokowi-Muhaimin mendapat 44,0%, Prabowo-Anies 27,9, dan Gatot-Zulkifli 2,4%. Seterusnya saat formasinya diubah, Jokowi tetap kokoh di nomor satu disusul Prabowo.
Pada skenario kedua, saat Jokowi dihadap-hadapkan dengan Prabowo dalam koalisi Jokowi+SBY melawan koalisi Prabowo, maka Jokowi tetap menang.
Pertama, Jokowi-AHY meraup 43,0% mengungguli Prabowo-Anies sebesar 30,9%. Kedua, Jokowi-Ridwan Kamil meraup 46,1% mengungguli Prabowo-Aher 29,0%. Ketiga, Jokowi-AHY meraup 50,3% melawan Anies-Gatot yang mendapat 13,7%. Model lain, yakni Jokowi-AHY melawan Gatot-Anies, pasangan Jokowi unggul dengan raupan 50,9% melawan Gatot yang meraih 13,1%.
Pada skenario ketiga, Jokowi dihadap-hadapkan dengan Prabowo dalam koalisi Jokowi melawan koalisi Prabowo+SBY.
Dalam skenario ini, model pasangan Jokowi-JK meraup 47,5% melawan Prabowo-AHY yang dapat 30,5% suara responden. Model pasangan Jokowi-Gatot melawan Prabowo-AHY juga masih menang dengan skor 43,0% melawan 29,4%. Jokowi-Anies juga tetap menang melawan Prabowo-Gatot, skornya 45% melawan 28,7%. Ada empat model pasangan dengan macam-macam kombinasi, intinya Jokowi selalu menang. (lipsus)