Banten, BITV – Salah satu oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang diduga melakukan aksi kriminalisasi terhadap Wartawan yang sedang meliput aksi demonstrasi dari Forum Aksi Mahasiswa (FAM) di depan gedung pusat pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang, Rabu (30/1/19).
Atas peristiwa tersebut, sekumpulan wartawan di Kota Tangerang menggelar aksi solidaritas menuntut ditegakkannya keadilan di depan kantor Satpol PP Kota Tangerang di Jl. Daan Mogot, Sukarasa, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Kamis (31/1).
Kini AM Oknum Satpol PP Kota Tangerang yang diduga melakukan pemukulan terhadap salah satu jurnalis yang meliput aksi demontrasi mahasiswa dijatuhi sanksi dibebastugaskan dari jabatan sebagai Komandan Pleton (Danton).
Kepala Bidang Ketertiban Umum pada Satpol PP Kota Tangerang A Ghufron Falfeli menegaskan, bahwa oknum anggotanya yang melakukan tindakan anarkis, saat ini telah dibebastugaskan dari jabatan Danton di lapangan menjadi staf biasa di bidang Linmas dan akan dilakukan pembinaan lanjutan.
“Sebelumnya yang bersangkutan adalah komandan pleton E, saat ini kami bebas tugaskan menjadi staff biasa di linmas. Sanksi ini juga sebagai pembinaan agar yang lain nantinya dapat lebih berhati-hati dan menahan diri saat ada kegiatan pengamanan lainnya,” jelas Ghufron, Kamis (31/1/2019).
Atas insiden tersebut, pihaknya mengaku akan melakukan evaluasi menyeluruh bagi seluruh anggota Satpol PP yang terlibat kericuhan tersebut, sehingga kedepan tidak lagi ada insiden serupa.
“Saya secara pribadi dan institusi Satpol PP memohon maaf kepada rekan-rekan wartawan dan pada adik-adik mahasiswa, untuk itu kami dari jajaran Satpol PP akan mengevaluasi semua anggota yang saat itu bertugas,” jelasnya.
Ia mengaku pasca insiden berdarah tersebut, jajaran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang juga menarik tuntutan terhadap delapan orang mahasiswa yang diamankan Polres Metro Tangerang Kota saat kericuhan tersebut terjadi.
“Kami juga membuat surat kesepakatan bersama adik-adik mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan ini secara musyawarah saling memaafkan, dan tidak akan menuntut baik secara pidana ataupun perdata,” tukasnya.
Kesepakatan tersebut, kata Ghufron, lantaran kedua belah pihak yakni Satpol PP dan Mahasiswa mengakui insiden berdarah kemarin bukan hanya merugikan kedua belah pihak, akan tetapi Masyarakat Kota Tangerang yang terganggu atas insiden kericuhan tersebut.
“Kita sama-sama tidak bisa mengendalikan diri, kami bukan melarang mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya, silakan lanjutkan saya akan kawal tapi kita harus sama-sama menjaga kondusifitas,” tuturnya.
Ghufron juga menegaskan, untuk anggotanya yang diduga melakukan pelecehan terhadap wartawan dengan mengatakan wartawan gadungan kepada salah seorang wartawan TV Nasional, pihaknya akan memberikan teguran keras.
“Terkait hal itu masih kita dalami ya, siapa pelakunya akan kami dalami dan akan kita beri peringatan tegas,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya unjuk rasa masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Sentral Gerakan Buruh Nasional & FSBN KASBI di depan Gedung Puspemkot yang menuntut program BPJS yang dinilai kurang berpihak kepada masyarakat.
Saat para mahasiswa memaksa masuk ke dalam gedung Puspemkot Tangerang, anggota Satpol PP bersama dengan pihak Kepolisian, memaksa mundur para mahasiswa sampai terjadinya keributan (Cheos) antara para demonstran dengan pihak berwajib.
Saat keributan berlangsung, salah satu oknum anggota Satpol PP Kota Tangerang, yang tidak diketahui identitasnya berteriak Wartawan gadungan kepada Wartawan Televisi (TV) Nasional.
Sementara yang lainnya, anggota Satpol PP yang diketahui berinisial AM, menampar atau melakukan tindak kekerasan kepada Wartawan media online berinisial H.
“Saat saya sedang meliput, terus terjadinya keributan antara para mahasiswa yang melakukan aksi dengan pihak berwajib. Saya sedang ngambil gambar tiba-tiba saya ditampar,” terangnya.
Dijelaskannya, sebelum melakukan penamparan, anggota Satpol PP Kota Tangerang berinisial AM tersebut mengatakan, Wartawan jangan sok menjadi pahlawan.
“Saat saya mau balik lagi untuk mengambil gambar korban yang giginya berdarah, dia (anggota satpol PP) langsung memutar balik untuk mengejar dan ngebekap terus menampar saya,” imbuhnya. (red/*)